KEMAKSIATAN DI BULAN ROMADHON DOSANYA LEBIH BESAR

Juni 20, 2015
Mungkin sebagian orang mengira bahwa di bulan Ramadhan perbuatan dosa akan diampuni sebab bulan Ramadhan adalah bulan maghfiroh (penuh ampunan). Pandangan seperti ini adalah sangat keliru. Memang betul bulan Ramadhan adalah bulan ampunan bagi orang-orang yang berpuasa ikhlas karena Alloh dan mengharap pahala dari-Nya. Tapi bukan berarti setiap orang boleh mengerjakan perbuatan dosa/maksiat dengan harapan dosa itu akan terampuni pada saat itu juga. Prasangka seperti ini adalah SALAH.

Di bulan Ramadhan pahala kebaikan akan dilipatgandakan nilainya. Setiap amal shalih akan dibalas lebih dari biasanya. Di bulan ini pun orang-orang beriman diberikan kemudahan untuk melakukan amal ketaatan kepada Alloh. Karena setan-setan dibelenggu dan mayoritas kaum muslimin dalam ketaatan kepada Alloh. Kondisis seperti ini menjadikan kita mudah untuk melakukan ketaatan kepada Alloh.
Namun terkadang kita jumpai ada sebagian orang yang masih gemar melakukan dosa di bulan puasa. Mungkin mereka mengira dosa itu akan dimaafkan pada saat itu juga karena bulan itu adalah bulan penuh maaf dari Alloh. Sekali lagi saya katakan, "prasangka ini adalah keliru". Justru orang yang bermaksiat di bulan Ramadhan dosanya lebih besar daripada berbuat maksiat diluar bulan ini. Para ulama berkata, "Bila seseorang meninggalkan maksiat (dosa) secara total meski dorongannya begitu kuat, ia akan mendapat pahala yang besar. Sebaliknya, bila seseorang menyempurnakan maksiatnya justru pada saat dorongan lemah, ia akan mendapat dosa yang besar".

Kaidah ulama tersebut bersumber dari hadits tentang 7 orang yang dilindungi oleh Alloh pada hari Kiamat. Di antaranya, "Dan laki-laki yang dirayu oleh wanita yang mempunyai kedudukan dan kecantikan, tetapi ia berkata, 'Sesungguhnya aku takut kepada Alloh'" (HR. Bukhari dan Muslim).
Dalam kasus di atas, pendorong kemaksiatan lebih kuat, sebab wanita itu sendiri yang meminta. Terlebih lagi wanita tsb memiliki kecantikan dan kedudukan. Akan tetapi lelaki tersebut menolaknya karena Alloh. Oleh sebab itu ia mendapat naungan Alloh pada hari Kiamat.

Contoh yang selanjutnya, masih dalam hadits 7 golongan tersebut, yaitu: "Pemuda yang tumbuh di dalam peribadahan kepada Alloh". Ia pun mendapat naungan dari Alloh, sebab pendorong kemaksiatan yang ada dalam dirinya terlalu kuat (Biasanya seorang pemuda lebih mudah tergoda untuk mencoba perbuatan dosa dan maksiat), tetapi ia meninggalkan kemaksiatan itu secara total, sehingga pahala yang diterimanya pun besar.

Demikian juga sebaliknya. Bila pendorong kemaksiatan lemah, tetapi kemaksiatan dilakukan secara sempurna, maka dosanya teramat besar. Rosululloh SAW bersabda, "Ada tiga golongan yang tidak diajak bicara oleh Alloh, tidak dipandang dan tidak disucikan oleh-Nya, mereka pun mendapatkan siksa yang pedih: orang tua yang berzina, raja yang suka berdusta dan orang miskin yng sombong."

Pendorong perbuatan zina untuk orang tua sangat lemah, karena jika ia tertarik untuk mendatangi wanita, maka ia telah memiliki istri sehingga ia bisa datang kepada istrinya. Raja yang berdusta pun pendorong untuk dustanya sangat kecil, artinya tidak perlu berdusta rakyatnya akan percaya. Orang miskin yang sombong juga demikian, memiliki pendorong kemaksiatan yang sangat kecil. Apa yang mau disombongkan dari si miskin..? Namun ketika ia tetap menyempurnakan kesombongannya (kemakisatannya), maka ia mendapat dosa teramat besar.

Pada bulan Ramadhan pendorong kamaksiatan (pendorong untuk berbuat dosa) sangat kecil. Setan-setan dibelenggu dan mayoritas kaum mulimin dalam ketaatan dan meninggalkan perbuatan dosa. Namun ketika seseorang justru malah menyempurnakan dosanya, maka ia akan mendapat dosa teramat besar.

JANGAN BERBUAT MAKSIAT/DOSA DI BULAN RAMADHAN DAN BULAN-BULAN LAINNYA

Artikel Terkait

Previous
Next Post »