Riyadhush-Sholihin BAB 1 "IKHLAS"

Desember 30, 2015

  بَابُ اْلإِخْلاَصِ وَإِحْضَارِ النِّيَّةِ فِيْ جَمِيْعِ اْلأَعْمَالِ وَاْلأَقْوَالِ الْبَارِزَةِ وَالْخَفِيَّةِ
IKHLAS DAN MENGHADIRKAN NIAT DALAM SEMUA PERBUATAN DAN UCAPAN; BAIK YANG TERANG-TERANGAN MAUPUN YANG SEMBUNYI-SEMBUNYI
قَالَ اللهُ تَعَالَى: { وَمَا أُمِرُوا إِلاَّ لِيَعْبُدُوا الله مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ }
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Alloh dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.  (QS. al-Bayyinah [89]: 5)

Faidah-faidah ayat:
1.   Al-Imam Ibnu Katsir rohimahulloh berkata: “Banyak imam-imam, seperti Az zuhriy dan Asy Syafi’iy, menjadikan ayat ini sebagai dalil bahwasanya amal perbuatan termasuk bagian dari iman.”
2.   Sesungguhnya ibadah disyaratkan dengan ikhkas karena Alloh Ta’ala, demikian pula disyaratkan dalam ibadah dengan mengikuti Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam.”
3.     Keterangan bahwa agama-agama yang telah mendahului Islam dan yang sezaman dengannya telah menyimpang bercampur antara haq dan batil, baik Yahudi, Nashroni mapun Majusi.”
4.       Salah satu yang diwajibkan atas orang-orang Yahudi dan Nashroni di dalam kitab-kitab mereka bahwasanya mereka diperintahkan untuk beribadah kepada Alloh semata, dan kufur (mengingkari) kesyirikan, berpaling dari seluruh agama menuju agama Islam, dan menegakkan sholat, mengeluarkan zakat, namun mereka tidak mempedulikannya. Tatkala Islam datang kepada mereka dengan perintah yang sama mereka mengingkarinya dan memusuhinya.”
5.       Penjelasan bahwasanya millah yang lurus, agama yang menyelamatka dari azab, yang mewujudkan kebahagiaan dan kesempurnaan adalah agama yang berdiri tegak di atas dasar peribadatan kepada Alloh semata dan menegakkan sholat, mengeluarkan zakat serta berpaling dari seluruh agama menuju agama Islam.”

Hadits:
وعن أمير المؤمِنين أبي حَفْصٍ عمرَ بنِ الخطابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ ، قالَ: سَمِعتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّمَ ، يقُولُ: (( إنّمَا الأَعْمَالُ بالنِّيّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِىءٍ مَا نَوَى، فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتِهِ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصيبُهَا، أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكَحُهَا ، فَهِجْرَتُهُ إِلى مَا هَاجَرَ إِلَيْه )). مُتَّفَقٌ عَلَى صِحَّتِهِ.( البخاري (1)، ومسلم (1907).
Sesungguhnya amal perbuatan itu tergantung pada niatnya, dan sesungguhnya balasan yang akan diperoleh seseorang dari amalnya juga sesuai dengan niatnya. Maka barangsiapa yang hijrahnya diniatkan untuk meraih keridhaan Alloh dan Rasul-Nya, maka dia akan mendapat keridhaan Alloh dan Rasul-Nya. Barangsiapa yang hijrahnya diniatkan untuk meraih kesenangan dunia atau karena seorang wanita yang ingin diperistrinya, maka hijrahnya kepada apa yang diniatkannya.” (HR. Muslim)

Faidah-faidah hadits:
1.      Niat merupakan keharusan dalam suatu perbuatan
2.      Niat tempatnya ada di hati bukan di lisan dan tidak perlu di lafadzkan, ini merupakan kesepakatan para ulama
3.      Amal-amal shalih harus di sertai niyat yang yang baik
4.      Niat yang baik tidak bisa mengubah yang munkar menjadi ma’ruf
5.      Niat yang baik tidak bisa mengubah yang bid’ah menjadi sunnah
6.      Ikhlas karena Alloh adalah salah satu sarat di terimanya amal, karena Alloh tidak menerima amal kecuali di dasari atas keikhlasan kepada Alloh dan pengikutan terhadap Rosululloh shollallohu ‘alayhi wa sallam.


Hadits:
وعنْ أبي هريرةَ عبدِ الرحمنِ بنِ صخرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّمَ : (( إنَّ الله لا ينْظُرُ إِلى أجْسَامِكُمْ، ولا إِلى صُوَرِكمْ، وَلَكن ينْظُرُ إلى قُلُوبِكمْ وَأَعْمَالِكُمْ )) رواه مسلم (2564).
“Sesungguhnya Alloh tidak akan melihat kepada postur (bentuk tubuh) dan kepada bentuk rupa kalian. Akan tetapi, Dia akan melihat kepada hati dan amal perbuatan kalian.” (HR. Muslim)

Faidah-faidah hadits:
1.      Peringatan untuk menjauhi orang-orang yang berbuat aniaya,tidak bergaul dengan mereka dan bergabung dengan mereka.
2.      Bergabung dengan suatu kaum dengan sukarela dalam kemaksiatan, akan mendapatkan dosa dan siksaan yang sama dengan pelaku maksiat tersebut.
3.      Perbuatan di hitung berdasarkan niat
4.      Pemberitaan terhadap hal yang akan terjadi oleh rosululloh hal ini termasuk ghoibiyyat(hal-hal ghoib) sebagai bukti mukjizat rosululloh sekaligus ujian keimanan bagi orang-orang yang beriman akan keimanan mereka terhadap hal-hal yang ghoib

Hadits:
وعن أبي العبَّاسِ عبدِ اللهِ بنِ عباسِ بنِ عبد المطلب رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا ، عن رَسُول الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّمَ ، فيما يروي عن ربهِ، تباركَ وتعالى، قَالَ: (( إنَّ اللهَ كَتَبَ الحَسَنَاتِ والسَّيِّئَاتِ ثُمَّ بَيَّنَ ذلِكَ، فَمَنْ هَمَّ بحَسَنَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَها اللهُ تَبَارَكَ وتَعَالى عِنْدَهُ حَسَنَةً كامِلَةً، وَإنْ هَمَّ بهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللهُ عَشْرَ حَسَناتٍ إِلى سَبْعمئةِ ضِعْفٍ إِلى أَضعَافٍ كَثيرةٍ، وإنْ هَمَّ بِسَيِّئَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا اللهُ تَعَالَى عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلةً، وَإنْ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللهُ سَيِّئَةً وَاحِدَةً )) مُتَّفَقٌ عليه. البخاري (6490)، ومسلم (131).
“Sesungguhnya Alloh telah menetapkan kebaikan dan keburukan. Kemudian beliau (Rasulullah) menerangkan: Barangsiapa yang berniat melakukan kebaikan, tetapi tidak jadi mengerjakannya, maka Alloh mencatat niatnya tersebut sebagai satu kebaikan penuh di sisi-Nya. Jika ia meniatkan perbuatan baik dan mengerjakannya, maka Alloh mencatat di sisi-Nya sebagai sepuluh kebaikan sampai tujuh ratus kali lipat hingga kelipatan yang sangat banyak (tidak terhitung). Kalau ia berniat melakukan perbuatan jelek, tetapi tidak jadi melakukannya, maka Alloh mencatat hal tersebut sebagai satu kebaikan yang sempurna di sisi-Nya. Jika ia meniatkan perbuatan jelek tersebut, lalu melaksanakannya, maka Alloh mencatatnya sebagai satu kejelekan.” (HR. Muslim)

Faida-faidah hadits:
1.    Hadis ini menunjukkan kesempurnaan ilmu Alloh yang tidak ada sedikitpun di langit maupun di bumi atau yang lebih dari itu yang lepas dari jangkauan ilmu-Nya, dan tidak ada satupun yang tersembunyi dari-Nya.
2.    Di antara tugas para malaikat adalah mencatat kebaikan dan keburukan
3.    Alloh telah tugaskan kepada malaikat kepada setiap orang
4.    Luasnya rahmat dan karunia Alloh serta keagungan anugerah-Nya.
5.    Bertafakkur dalam berbagai kebaikan dan lipatan balasanya menjadi sebab semangat dalam mengerjakanya
6.    Bertafakkur tentang keburukan suatu kemaksiatan sebelum mengerjakanya akan menyebabkan kesadaran untuk meninggalkanya.

Materi Terkait:


Artikel Terkait

Previous
Next Post »