Keutamaan dan Ilmu Ibnu ‘Abbas

Desember 06, 2015

  Terdapat banyak hadits yang meriwayatkan mengenai keutamaan Ibnu ‘Abbas rodhiyallohu ‘anhuma yang agung, kedudukan yang tinggi, ilmunya yang luas dan pengetahuannya yang mendalam mengenai Tafsir, Fiqih, Hadits, Sya’ir, Adab, Tarikh (sejarah) dan ilmu-ilmu yang lainnya. Beliau rodhiyallohu ‘anhuma adalah seorang yang berpikiran genius, memiliki akal yang kuat, sampai ke tingkatan Amirul Mukminin. Umar radhiyallohu ‘anhu menyandingkan beliau di majelisnya bersama para pembesar sahabat, walau pun usia beliau masih kecil.
  Diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas rodhiyallohu ‘anhuma bahwasanya Umar bin Al-Khoththob radhiyallohu ‘anhu memanggil para pengikut perang badar dan memanggilku bersamanya. Sebagian mereka tidak suka dengan yang demikian itu, dan berkata, “Beliau mengijinkan anak muda ini bersama kita, padalah kita juga memiliki anak yang sama dengannya.”
    Umar radhiyallohu ‘anhu  berkata kepada mereka, “Dia adalah seorang yang seperti Anda ketahui –yaitu sangat cerdas dan akalnya sangat kuat.” Suatu hari Umar radhiyallohu ‘anhu memanggil mereka dan memanggilku bersamanya. Beliau bertanya kepada mereka mengenai surat:
إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللهِ وَالْفَتْحُ
“Apabila telah datang pertolongan Alloh dan kemenangan.” (QS. An-Nashr: 1)
   Mereka menjawab, “Alloh memerintahkan kepada Nabi-Nya, apabila dia berhasil melakukan penaklukan agar beristighfar dan bertaubat kepada-Nya.”
    Umar radhiyallohu ‘anhu berkata, “Bagaimana pendapatmu wahai Ibnu ‘Abbas? Aku menjawab, “Bukan demikian, tetapi Alloh memberitahukan kepada Nabi-Nya mengenai dekatnya ajal beliau dan berfirman, “Apabila telah datang pertolongan Alloh dan kemenangan. Itu adalah tanda-tanda kematianmu. Firman Alloh, “Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat.”
     Umar radhiyallohu ‘anhu berkata, “Aku tidak mengetahui tafsirnya kecuali seperti yang Anda katakana.”

    Dengan itu Umar radhiyallohu ‘anhu ingin memastikan kepada mereka keagungan, dan ketinggian posisi Ibnu ‘Abbas dalam bidang ilmu dan pemahaman.
   Suatu hari Ibnu ‘Abbas rodhiyallohu ‘anhuma ditanya, “Bagaimana Anda mendapatkan ilmu (yang banyak) ini? Beliau menjawab, “Dengan lisan yang banyak bertanya dan hati yang selalu memahami.”
    Umar radhiyallohu ‘anhu berkata, “Sebaik-baik penerjemah (penafsir) Al Qur’an adalah Abdulloh bin ‘Abbas.” Apabila Umar melihatnya datang, beliau berkata, “Telah datang seorang pemuda genius, pemilik lisan yang banyak bertanya dan hati yang banyak memahami.”
   Suatu hari Umar radhiyallohu ‘anhu juga berkata kepadanya, “Sesungguhnya engkau benar-benar menjadi pemuda kami yang paling pintar, paling mulia akhlaknya dan paling paham terhadap kitab Alloh.”
 Ayahnya Al-Abbas radhiyallohu ‘anhu berkata kepadanya, “Sesungguhnya Umar radhiyallohu ‘anhu mendekatkanmu kepadanya dan menyuruhmu duduk bersama para pembesar sahabat, maka ingatlah dariku tiga hal: jangan sekali-kali membeberkan rahasianya, jangan menggunjing seorang pun di sisinya, dan jangan pernah mencoba untuk berdusta.”
  Asy-Sya’bi berkata, “Aku bertanya kepada Ibnu ‘Abbas rodhiyallohu ‘anhuma bahwa setiap satu pasti lebih baik dari seribu.” Ibnu ‘Abbas rodhiyallohu ‘anhuma menjawab, “Bahkan setiap satu lebih baik dari sepuluh ribu.”
  Beliau telah mencapai tingkatan ilmu yang luar biasa, sehingga orang-orang memuji beliau dan bersaksi akan keistimewaannya, kemudian berkumpul (untuk belajar) padanya. Di samping itu, beliau juga seorang yang sangat tawadhu’, mencari hadits Rosululloh shollallohu ‘alayhi wa sallam dengan menempuh perjalanan yang jauh untuk mendapatkannya.

  Ibnu ‘Abbas rodhiyallohu ‘anhuma berkata, “Sesungguhnya sampai kepadaku bahwa ada satu hadits pada salah seorang sahabat, kemudian aku mendatangi pintu rumahnya sementara dia sedang istirahat. Aku berbantalkan selendangku di depan rumahnya, tertiup angin dan tertimpa  debu. Dia keluar kemudian dia melihatku dan berkata, “Wahai anak paman Rosululloh, apa keperluanmu? Mengapa tidak mengutus seseorang sehingga aku mendatangimu? Aku berkata, “Tidak, aku lebih berhak untuk mendatangimu dan bertanya kepadamu mengenai satu hadits. Orang tersebut hidup sampai melihat saya yang dikerumuni oleh orang banyak. Mereka bertanya kepadaku (mengenai hadits). Dia berkata, “Pemuda ini jauh lebih pintar dariku.”
   Abdulloh bin Umar rodhiyallohu ‘anhuma berkata tentang beliau rodhiyallohu ‘anhuma, “Ibnu ‘Abbas adalah ummat Muhammad yang paling mengetahui tentang apa yang diturunkan kepada Muhammad shollallohu ‘alayhi wa sallam.
 ‘Aisyah radhiyallohu ‘anha berkata, “Dia adalah orang masih hidup yang paling mengetahui tentang sunnah.”
   Ubaidillah bin Abdulloh bin Utbah radhiyallohu ‘anhu berkata, “Aku tidak pernah melihat seorang yang lebih mengetahui tentang hadits dari Ibnu ‘Abbas. Juga tentang putusan Abu Bakar, Umar, dan Utsman radhiyallohu ‘anhum. Tidak ada orang yang lebih paham darinya. Tidak ada yang lebih mengetahui tentang tafsir Al Qur’an, bahasa Arab, Sya’ir, Ilmu Hisab (Matematika), Faraid dari beliau. Suatu hari beliau duduk untuk mengajar Fiqih, sautu hari untuk Tafsir, sehari untuk Maghazi (peperangan), sehari untuk sya’ir dan sehari untuk sejarah Arab. Aku tidak pernah melihat seorang alim yang duduk di hadapannya kecuali akan tunduk kepadanya. Juga tidak ada seorang yang bertanya kepadanya, kecuali akan mendapatkan ilmu darinya.”
   Mujahid rahimahulloh berkata, “Ibnu ‘Abbas digelari dengan Al-Bahru, karena keluasan ilmunya.”
   Atho’ rahimahulloh berkata, “Aku tidak pernah melihat majelis yang lebih mulia dari majelis Ibnu ‘Abbas radhiyallohu ‘anhuma. Yang paling banyak ilmunya, paling tinggi kejeniusannya darinya. Para Ahli Al-Qur’an bertanya kepadanya. Ahli Nahwu juga bertanya kepadanya. Mereka semua mendatangi lembah (ilmu) yang luas tersebut.”

Baca juga artikel terkait:

Artikel Terkait

Previous
Next Post »