Ramadhan Training Istiqamah

Juni 20, 2015
RAMADHAN TRAINING ISTIQAMAH

Abul Qasim Al Qusyairi berkata: “Istiqamah adalah satu tingkatan yang menjadi penyempurna dan pelengkap semua urusan. Dengan istiqamah segala kebaikan dengan semua aturannya dapat diwujudkan..”

Al Washiti berkata: “Istiqamah adalah sifat yang dapat menyempurnakan kepribadian seseorang dan tidak adanya sifat ini rusaklah kepribadian seseorang.”

Syaikh Muhammad bin Shalih al ‘Utsaimin rahimahullah berkata, “Istiqamah adalah berpegang teguh kepada syari’at Alloh seperti yang diperintahkan-Nya dan didahului dengan niat ikhlas karena-Nya”.

Ramadhan adalah training istiqamah. Tema ini sangat tepat sebab selama bulan Ramadhan kita benar-benar ditraining, ditarbiyyah untuk menjadi seorang muslim sejati yang taat beribadah kepada Alloh dan istiqamah di dalamnya.

Mari kita renungkan training apa saja yang Alloh berikan kepada kita di bulan Ramadhan ini:

1. Ibadah Shoum (puasa).
Di dalam ibadah shoum banyak sekali nilai tarbiyyah yang dapat kita rasakan. Di antaranya shoum akan mendidik seseorang untuk menjadi hamba Alloh yang bertakwa. Hal ini sejalan dengan tujuan disyari’atkannya ibadah puasa, yaitu la’allakum tattaquun (agar kalian menjadi orang yang bertakwa). Sangat terang bahwa puasa dapat membentuk seseorang menjadi orang yang bertakwa kepada Alloh, sebab orang yang berpuasa akan menjaga diri dari hal-hal yang dilarang meskipun sifat dzat tersebut adalah halal. Bahkan milik kita sendiri. Sebagai contoh, seorang yang berpuasa akan menahan makan dan minum meskipun makanan dan minuman itu halal baginya. Tapi karena Alloh melarangnya oleh sebab puasa, maka ia meninggalkan makan dan minumnya karena AllohSubhanahu wa Ta'ala.

2. Ibadah Sahur
Sisi training dari ibadah sahur adalah agar kita terbiasa bangun pagi sebelum adzan subuh berkumandang. Dengan terbiasa bangun di waktu sahur, mudah-mudahan kita bisa membawa kebiasaan ini pada sebelas bulan yang lain. Insya Alloh kebiasaan tersebut akan membantu kita untuk dapat melaksanakan ibadah yang agung, shalat lail (tahajud).

3. Ibadah shalat berjama’ah
Kita juga menyaksikan bagaimana antusias kaum Muslimin dalam ibadah shalat berjama’ah di bulan Ramadhan. Masjid-masjid menjadi makmur dengan jama’ah yang berbondong-bondong untuk mengerjakan shalat 5 waktu maupun shalat tarawih. Dengan kebiasaan shalat berjama’ah pada bulan Ramadhan, mudah-mudahan kita bisa melanjtukannya di bulan-bulan yang lainnya, setiap 5 waktu.

4. Ibadah shalat tarawih
Dalam shalat tarawih pun demikian, kita ditraining untuk menjadi hamba-hamba Alloh yang mampu melaksanakan shalat malam pada malam-malam yang lain selain bulan Ramadhan. Jika kita mampu bersabar, berdiri lama di belakang imam shalat tarawih, maka sejatinya kita juga mampu berdiri untuk melaksanakan shalat malam pada waktu yang lain.

5. Ibadah tilawah al Qur’an
Ibadah tilawah al Qur’an adalah salah satu ibadah yang sangat dianjurkan semasa Ramadhan. Para salafush shalih,ketika datang bulan Ramadhan, mereka meninggalkan aktifitas yang lain dan berkonsentrasi pada ibadah puasa dan membaca al Qur’an. Kaum Muslimin di zaman ini pun demikian, mereka bersemangat dalam tadarus Al Qur’an.


6. Ibadah sedekah
Kedermawanan kaum Muslimin pada bulan Ramadhan pun senantiasa meningkat. Tradisi membuat makanan untuk ta’jil berbuka puasa di rumahnya biasanya diikuti keinginan untuk berbagi kepada tetangga-tatangganya. Kesadaran membantu orang yang tidak mampu dan menyantuni anak yatim pun dapat kita saksikan di bulan ini. Begitu juga kesadaran untuk berinfak di jalan Alloh, baik di masjid-masjid maupun untuk kegiatan dakwah. Semoga sifat dermawan ini dapat kita aplikasikan sepanjang kehidupan kita.

7. Ibadah i'tikaf
Ibadah ini terdapat pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan dalam rangka mencariLailatul Qadar. Yaitu dengan cara berdiam diri di masjid untuk beribadah kepada Alloh. Biasanya waktu-waktu dalam i'tikaf diisi dengan tilawah Al Qur’an atau ibadah-ibadah yang lainnya. Ibadah i'tikaf memberi nilai training agar kita senantiasa rindu dan terikat dengan masjid untuk beribadah di dalamnya.

Segala macam ibadah yang rutin kita kerjakan di bulan Ramadhan semoga dapat dilanjutkan pada bulan-bulan yang lainnya sepanjang hayat kita. Dengan begitu kita akan mendapat keistiqamahan dalam beribadah, in sya Alloh.

Apa balasan untuk orang yang istiqamah..??
Alloh Subhanahu wa Ta'ala sangat mencintai hamba-hamba-Nya yang istiqamah di atas Agama-Nya. Dan Dia memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya untuk istiqamah (lihat, QS. Al Hijr: 99, Ali Imran: 102 dan Hud: 112). Dia akan memberikan balasan yang besar untuk hamba-hamba-Nya yang istiqamah. Alloh Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
إِنَّ ٱلَّذِينَ قَالُواْ رَبُّنَا ٱللَّهُ ثُمَّ ٱسۡتَقَٰمُواْ تَتَنَزَّلُ عَلَيۡهِمُ ٱلۡمَلَٰٓئِكَةُ أَلَّا تَخَافُواْ وَلَا تَحۡزَنُواْ وَأَبۡشِرُواْ بِٱلۡجَنَّةِ ٱلَّتِي كُنتُمۡ تُوعَدُونَ ٣٠ نَحۡنُ أَوۡلِيَآؤُكُمۡ فِي ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا وَفِي ٱلۡأٓخِرَةِۖ وَلَكُمۡ فِيهَا مَا تَشۡتَهِيٓ أَنفُسُكُمۡ وَلَكُمۡ فِيهَا مَا تَدَّعُونَ ٣١  نُزُلٗا مِّنۡ غَفُورٖ رَّحِيمٖ ٣٢
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka (mereka beristiqamah), maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan Jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu". Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta. Sebagai hidangan (bagimu) dari Tuhan Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS. Fushshilat/41: 30-32)

Alloh SWT berfirman:
إِنَّ ٱلَّذِينَ قَالُواْ رَبُّنَا ٱللَّهُ ثُمَّ ٱسۡتَقَٰمُواْ فَلَا خَوۡفٌ عَلَيۡهِمۡ وَلَا هُمۡ يَحۡزَنُونَ ١٣ أُوْلَٰٓئِكَ أَصۡحَٰبُ ٱلۡجَنَّةِ خَٰلِدِينَ فِيهَا جَزَآءَۢ بِمَا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ ١٤
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah", kemudian mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita. Mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan” (QS. Al-Ahqaf: 13-14)
Demikian balasan yang akan diperoleh oleh hamba-hamba Alloh istiqamah.

Alloh sangat mencela hamba-hamba-Nya yang tidak istiqamah
Alloh Subhanahu wa Ta'ala mencintai hamba-hamba-Nya yang istiqamah, maka demikian pula Alloh membenci hamba-hamba-Nya yang tidak istiqamah. Alloh Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
وَلَا تَكُونُواْ كَٱلَّتِي نَقَضَتۡ غَزۡلَهَا مِنۢ بَعۡدِ قُوَّةٍ أَنكَٰثٗا  ٩٢
“Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali..” (QS. An-Nahl: 92)


Perumpamaan ini adalah perumpamaan yang sangat baik yang Alloh berikan untuk hamba-hamba-Nya. Janganlah kita sepertis seorang wanita yang telah memintal benang dengan pintalan yang baik dan kuat, kemudian setelah itu ia menguraikannya kembali sehingga tidak terlihat lagi pintalannya. Sebagian manusia pada bulan Ramadhan ada yang sangat bersemangat dalam beribadah dan bahkan berlebih-lebihan, tetapi setelah itu dia megurangi dan akhiranya meninggalkannya. Dia urai kembali pintalan ibadahnya sehingga tak terlihat bekasnya di hari-hari yang lain di luar bulan Ramadhan.

Rasululloh shollallohu ‘alayhi wa sallam bersabda:
يَا عَبْدَ اللهِ، لَا تَكُن مِثْلَ فُلَانِ، كَانَ يَقُوْمُ اللَّيْلَ فَتَرَكَ قِيَامُ اللَّيْلِ (متفق عليه)
Wahai ‘Abdulloh, janganlah kamu seperti si Fulan, tadinya ia suka bangun untuk shalat malam, kemudian ia meninggalkan shalat malamnya’.” (HR. Bukhari dan Muslim)


Ini merupakan peringatan bagi siapa pun yang terbiasa melakukan amal shalih kemudian meninggalkannya. Hal semacam ini terkadang menyebabkan kebencian kepada kebaikan dan ini berbahaya. Oleh karena itu jika seseorang meninggalkan ibadah sunnah karena udzur, jika memungkinkan baginya untuk mengqadhanya, maka sebaiknya ia mengqadhanya dan jika tidak mungkin untuk mengqadhanya, maka Allah memaafkannya.

Semoga Alloh membimbing kita serta memberikan kekuatan dan kemampuan kepada kita untuk senantiasa istiqamah dalam ketaatan beribadah kepada-Nya. Tekadkan niat yang kuat untuk mendawamkan amal-amal ibadah yang telah kita kerjakan di bulan Ramadhan kita lanjutkan di bulan-bulan berikutnya, meskipun tidak sama. Rosululloh shollallohu ‘alayhi wa sallam bersabda:
وَإِنَّ أَحَبُّ الْعَمَلِ إِلي اللهِ أَدْوَمُهُ وَإِنْ قَلّ

(Ketahuilah bahwa) amalan yang paling dicintai oleh Alloh adalah amalan yang kontinyu (ajeg) walaupun sedikit.” (HR. Muslim, no. 782)


Artikel Terkait

Previous
Next Post »